Tuesday, March 27, 2012


HIDUP YANG MENJADI BERKAT
            Hidup yang menjadi berkat tentu merupakan idaman setiap orang percaya. Itu sebabnya tatkala kita pertama kali percaya Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, janji kita adalah mau hidup serupa dengan Kristus. Karean secara total kehidupan Tuhan Yesus itu memang menjadi berkat bagi orang lain, bahkan kematian Yeus di atas kayu salib telah menjadi berkat besar bagi semua orang.

          Namun sejalan dengan waktu, ditambah berbagai pergumulan kita di dalam hidup kekristenan, sering kali justru hidup orang percaya yang semestinya menjadi berkat itu tidak kelihatan berkatnya.Padahal Firman Tuhan berpesan  di dalam Matius 5 : 13  "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Sedangkan Lukas 11:35  mencatat” Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
                                                                                   
          Oleh sebab itu jika hari ini hidup kita hendak menjadi berkat, maka kita harus meneladani apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Saya mencatat tiga hal yang perlu kita pelajari dengan seksama:


1.     Yesus memperhatikan mereka yang  terabaikan

Coba kita kita ingat kembali, bagaimana Tuhan Yesus tatkala berada di tepi kolam Bethesda, di situ ia bertemu dengan orang lumpuh yang sudah 38 tahun berbaring di tepi kolam. Tidak ada sanak saudara yang memperhatikannya, tetapi justru mata Yesus langsung tertuju kepadanya. Contoh lain tatkala Tuhan Yesus bertemu seorang pemungut cukai yang pendek, namanya Zahkeus. Orang-orang sekitar benci padanya, karena ia telah memeras rakyat untuk membayar pajak. Tetapi Yesus justru memanggilnya dan berkata hai Zahkeus Aku mau tinggal di rumahmu.

Jika kehidupan kita ingin menjadi berkat, maka kita mesti berlaku seperti apa yang Tuhan Yesus sudah lakukan? Memang kita tidak sanggup memperhatikan begitu banyak orang yang ada di dunia ini. Sebagai anak Tuhan kita boleh saja mempersempit cara kita memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita bisa mulai dengan sanak famili kita? Apakah mereka masih terasa diabaikan oleh orang-orang percaya yang ada di sekitarnya? Orang-orang yang ada di dalam gereja kita? Apakah ada diantara mereka yang merasa diabaikan?

Saya pernah menerima telpon dari orang yang mengaku pernah ke gereja kita? Apa yang dikatakannya? Saya coba tanya mengapa anda tidak ke gereja lagi? Beliau bilang jemaat gereja semua kaya raya. mobilnya mewah, hidupnya sudah mapan. Sedangkan saya, kerja masih senin-kemis, belum lagi mobil tidak ada dan perlu penjemputan, udah itu statusku masih tidak jelas. Saya sungkan datang? Saya tanya kenapa? Ntar banyak yang ditanya sana-sini, mereka tanya keluargalah, suami, dan  tentang saya statuslah dan sebagainya. Setelah itu saya berpikir mereka dapat membantu saya, tetapi justru jadi bahan pembicaraan, dan saya takut makin banyak yang mengetahui tentang keadaan saya.  

Ada pepatah yang mengatakan, “Jika engkau hendak menolong seseorang, maka engkau harus menolong orang tersebut hingga tuntas” Ingatlah setiap apa yang kita kerjakan buat Tuhan, berkatnya pasti besar sekali. Namun setiap apa yang anda kerjakan buat Tuhan, dan dibarengi dengan bersungut-sungut, ditambah dengan  menyalahkan orang lain; maka berkatnya akan segera hilang. Jadi kalau hari ini engkau dan saya boleh menolong, dan memperhatikan seseorang, cukuplah engkau dan dia yang ditolong serta Tuhan mengetahuinya, yang lain tidak perlu tahu; dan jangan sekali-kali berharap orang lain juga melakukannya seperti anda. Cukuplah kita saling memperhatikan sebab firman Tuhan berkata dalam   Ibrani 10:24  “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.



2.     Yesus mendekatkan diri pada orang yang tersingkir

Siapa yang merasa disingkirkan? Sejak jaman dahulu sudah ada orang-orang yang merasa disingkirkan. Misalnya mereka yang miskin, para budak, orang-orang sakit kusta, orang yang berdosa, bahkan suku/bangsa tertentu. Yesus datang justru hendak mendobrak semua tradisi itu, Yesus hendak menjadi berkat bagi mereka ini, orang miskin diperhatikan, yang sakit kusta disembuhkan, yang orang berdosa diampuni, dan orang perempuan Samaria diajak berkomunikasi seperti teman. Terobosan seperti ini yang semestinya kita lakukan sebagai anak Tuhan. Jangan hanya tatkala orang itu sukses, kita puji dan dekati. Namun pada saat ia dipecat dari pekerjaan, jatuh miskin dan mungkin harus menganggur berbulan-bulan, jatuh miskin ; apakah orang tersebut masih menjadi teman dan sahabat dekat anda? Jangan-jangan anda juga takut kalau bertemu orang tersebut, karena mungkin dia akan pinjam uang?

Bagi masyarakat sekitar, perempuan Samaria itu orang yang terhina; bayangkan saja suaminya lima, belum lagi perempuan itu bangsaSamaria. Bangsa Samaria adalah bangsa yang di nomerduakan, pada waktu itu, bangsa yang hina, kawin campur.  Namun  bagi Yesus , justru orang seperti ini yang harus didekatti. Seperti firman Tuhan mengatakan Yesus datang kedua ini ini bukan mencari orang yang benar, melainkan orang yang terhilang. Di dalam Markus 2:17   "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Semua manusia adalah orang berdosa termasuk juga orang-orang percaya; bedanya dosa orang percaya sudah ditebus Kristus. Itu sebabnya maka jika kita melihat orang lain maka klita harus melihat  secara real dan nyata bahwa manusia itu tidak sempurna. Walaupun dia sebagai orang percaya lama maupun baru, ada saja masa-masa pasang surut dan pasang naik dalam hal rohani dan iman kepercayaan. Kadang karakter lama belum dikikis habis dan total. Jika hari ini anda merasa bahwa kehidupan rohani dan iman kepercayaan anda serta karakter anda sudah mantap, bersykurlah pada Tuhan dan pelihara itu terus menerus.  Namun anda jangan samakan diri anda dengan orang lain. Teman-teman kita barangkali juga telah berjuang keras untuk mencapai semua ini , namun tetap saja belum berhasil sempurna hingga hari ini. Dengan demikian maka tuntutan kita terhadap orang lainpun tidak boleh sempurna, karena memang mereka tidak pernah sempurna.  Terimalah sanak famili, sahabat , rekan-rekan, teman-teman di gereja apa adanya, karena dahulu Tuhan Yesus juga menerima kita apa adanya. Padahal Yesus berhak menuntuk kita secara sempurna, karena dirin-Nya adalah sempurna. Kita akan kecewa berat, kalau kita berharap terlalu tinggi pada manusia, Seorang penulis mengatakan “Mans is disappointment, but God is  appointment”

3.     Yesus memuji  pada mereka yang tidak populer

Yesus jarang sekali memuji seseorang. Dalam sepanjang hidup pelayanan  Yesus kalau tidak salah hanya lima kali saja Ia memuji orang (jika anda temukan yang lain tolong beritahu saya) , misalnya  Yesus memuji seorang panglima yang sangat beriman, kemudian Yesus memuji apa yang dilakukan Maria, Yesus memuji doa sang Pemungut Cukai di Bait Alalh, Yesus memuji rasul Petrus yang dapat dengan tepat menjawab siapakah Yesus?  dan Yesus memuji apa yang dilakukan oleh seorang janda miskin  di depan Bait Suci.

Kelihatannya kontroversial, Yesus memuji janda yang miskin sewaktu meberikan persembahan sedikit, ia tidak memuji orang kaya yang memberi persembahan yang banyak itu. Kayaknya beda dengan jaman sekarang ini, yang memberi sedikit itu kurang populer, yang memberi banyak yang populer. Yesus justru melihat bahwa janda itu memberi dari apa yang tidak dipunyai, sedangkan orang kaya memberi dari yang sisanya. Menerima yang sisa itu berbahaya, kita tidak tahu dari mana sumbernya? Kita tidak tahu yang sisa itu haram atau halal?

Saya tidak tahu selama ini apa yang anda berikan pada Tuhan? Apakah memberi dari apa yang anda tidak punya atau memberi sisanya? Menjadi orang percaya itu sesungguhnya sangat kasihan, kadang mengaku bahwa berkat Tuhan dan segala harta kekayaan kita itu pemberian Tuhan, bahkan ada yang bilang semua itu titipan Tuhan, namun kalau diminta kembalikan kepada Tuahn titipan itu maka ia harus berpikir ulang.  Semestinya kalau benar itu adalah titipan, maka kita harus segera mengembalikannya? Kita telah berlaku curang kepada Tuhan, kita telah korupsi.

Gereja kita sudah hampir 5 tahun membentuk Panitia Pembangunan dan sudah berulang kali kita berusaha hendak membeli gereja. Namun setiap kita sudah serius hendak membeli gedung gereja,  maka selalu terbentur masalah uang. Padahal harga gereja kalau dibandingkan dengan harga rumah yang anda miliki , mungkin tiga rumah sudah bisa beli satu gereja. Sekarang yang menjadi masalah, kita di sini ada 100 lebih jemaat Tuhan, lalu di mana titipan Tuhan itu?  

Saya rasa sudah saatnya kita malu kalau gara-gara hendak  membeli gereja maka orang Indonesia di Amerika khususnya yang tinggal di San Jose , bay area, dan silicon Valley harus mencari dana lagi ke Indonesia. Mengapa? Karena semua ini semestinya tanggung jawab kita. Lalu muncul pertanyaan, kita itu siapa? Kita itu adalah semua orang yang berbakti di gereja ini. Tentu termasuk juga teman-teman pemuda-pemudi yang sedang sekolah di sini dan berbakti di sini? Saya hanya mau bertanya, jawabnya dalam hati saja. Pernahkah  anda menelpon orang tua anda, dan meberitahu bahwa gereja ini hendak membeli gedung, saya hendak memberi persembahan, lalu apakah papa atau mama mau ambil bagian memberikan persembahan untuk gereja ku ngak? 

Janda miskin itu telah memberi yang terbaik, dan Yesus memujinya. Yesus berhasil memuji orang yang tidak populer ini. Kehidupan Yesus telah menjadi berkat terhadap orang yang sekalipun janda yang miskin. Bagaimana anda?

Hari ini kita perlu berdoa kepada Tuhan , agar Ia memberikan kesempatan kepada kita menjadi berkat bagi orang lain. Jika ada lagu “Pakailah Tanganku, pakailah Kakiku dan sebagainya, maka saya ingin menantang anda supaya meminta pada Tuhan agar kita dapat memakai seluruh hidup kita bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
  

No comments:

Post a Comment