Tuesday, March 27, 2012


BERJUANG MENUJU KESEMPURNAAN
1 Timotius 4 : 6-16, Kisah 24 :16
oleh Saumiman Saud *)

            Tuhan menciptakan, memberikan kebebasan penuh kepada kita untuk mengambil keputusan di dalam dunia ini. Seandaipun kadang kita nakal namun tangan-Nya tidak pernah tergopoh-gopoh menyelintik kita. Herannya sebelum mengalami selintikan dari Tuhan, manusia sering  menjadi lupa diri.  Perubahan diri seseorang terutama di dalam hal rohani biasanya tidak muncul sebelum perubahan benar-benar diperlukan. Seseorang tidak pernah datang pada Kristus sebelum mereka merasa dirinya sangat berdosa dan memerlukan pengampunan; dan mereka tidak pernah bertumbuh  di dalam Kristus tanpa perasaan frustrasi atau kekurangan yang mendorong untuk menginginkan lebih banyak dari Tuhan. Inilah kesombongan manusia yang sudah berdosa itu terbawa-bawa hingga hari ini.

            Kadang perubahan rohani ini ditimbulkan oleh keadaan yang justru tidak menyenangkan dan memalukan. Satu waktu ketika saya masih kuliah, waktu itu ada acara besar di kampus saya lupa acara apa yang pesertanya dating dari seluruh Indonesia. Selain menjadi panitia pelaksana, saya juga ditugaskan untuk mengatur acara penutupan acara pada waktu itu, terus terang waktui itu kondisnya cukup sibuk dan melelahkan.  Pada saat yang bersamaan ada seorang rekan panitia bermaksud membantu mengatur acara yang semestinya ditugaskan kepada saya. Maksudnya hatinya baik, tetapi entah kenapa saya tiba-tiba menjadi marah padanya, seakan-akan pikiran saya bahwa beliau itu hendak mengatur dan mencampuri tugas saya.

             Malam itu saya tidak dapat tidur nyenyak, selalu menjadi pemikiran sampai pagi, mengapa saya melakukan hal yang sebodoh ini? Mengapa saya kurang ramah? Mengapa saya kurang sabar? Sebab kalau keadaan seperti ini tidak berubah menjadi lebih baik di dalam hidup saya , maka jangan harap saya bakal mempunyai banyak teman, pergaulan saya akan terganggu. Teman-teman akan menghindari saya, reputasi kehidupan saya akan cacat.. Keesokan harinya saya cepat-cepat menemui teman itu, saya minta maaf padanya, dan damai sejahtera itu kembali lagi.

             Kadang kala Allah membiarkan kita melakukan hal-hal yang bodoh supaya kita merasa tertemplak, malu dan melihat kekurangan hidup kita,  dengan demikian kita ingin membuat perubahan, menjadi hidup lebih dekat dengan Tuhan. Apabila kehidupan kita dekat dengan Tuhan maka secara otomatis perubahan menuju yang positip itu segera terjadi.

            Sekarang timbul pertanyaan? Bagaimana di dalam hidup ini kita berjuang menuju lebih sempurna?  Apa rahasianya? Ada 3 langkah  yang perlu kita perhatikan di sini:

  1. Manusia Lalu kita

      Apa yang dilakukan oleh manusia lama kita? “Mengutamakan takhyul dan dongeng nenek-nenek tua (1 Timotius 4 :7a). Jelas sekali yang dimaksud dengan takhyul dan dongeng nenek tua adalah ajaran sesat, dan ini merupakan tradisi dari para pengajar ajaran sesat. Ajaran ini tidak berlandaskan ajaran Alkitab dan sangat bertentangan dengan firman Tuhan. Ajaran-ajaran seperti ini yang masih dibicarakan oleh orang-orang bodoh yang tidak mentaati firman Allah.  Paulus juga mengingatkan Titus di dalam hal ini (Titus 1:14), demikian juga mengingatkan Timotius dengan hal yang sama pada suratnya yang kedua (2 Timotius 4 :4)

      Sebelum seseorang percaya kepada Tuhan, memang pengaruh dari tradisi itu sangat kuat, dan barang kali orang-orang yang yang baru percaya juga mengalami kesulitan yang sama, tekanan dari orang tua sanak famili yang masih terikat ajaran tradisi. Seandainya seseorang tidak memiliki  iman yang kuat yang dibarengi dengan support dari orang-orang sekitar, maka ia begitu gampang terpengaruh.  Itu sebabnya Paulus mengingatkan Timotius supaya jangan “sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya’ (I Tim 1:4). Mungkin kita kadang perlu cari tahu akan ajaran-ajaran yang sesat , tetapi tidak boleh sampai terpengaruh. Itu sebabnya Sekolah Alkitab Malam di gereja (Bible Study) ataupun traning di gereja sangat perlu.

      Seorang tukang besi boleh memakai alat-alat berat semacam palu, gergaji untuk memotong dan memukul besi, namun ia tidak boleh sampai lalai memukul diri sendiri. Sama seperti seseorang yang ahli kimia ditugaskan menyelidik obat-obat narkotik, tetapi ia tidak boleh terpengaruh pada obat-obat itu.  Fengsui, Horoscope, ramalan, begitu merajalela di majalah-majalah dan Koran, kalau engkau tanya saya apakah kita boleh membacanya? Saya akan jawab boleh saja, siapa yang melarang, dan siapa takut? Cuma pertanyaannya apa gunanya anda membaca itu? Bukankah waktu untuk membaca Horoscope bisa dipakai lebih panjang supaya membaca Alkitab dan buku-buku rohani, misalnya buku-buku rohani  yang baik dan terkenal. Contohnya buku yang berjudul Dinamika Kehidupan Orang Percaya  atau  Kualitas kehidupan orang percaya.
     

  1. Manusia Kini kita

      1 Timotius 4: 7-8  mencatat bahawa Latihan badani seperti gambaran atletik yang sedang berlatih, apalagi pada saat mereka hendak memasuki pertandingan besar semacam Olympiade yang sangat terkenal di Yunani.. Latihan badan dan pemeliharaan tubuh sebagai sebagai respon kita memelihara bait Allah (1 Korintus 5 :19-20) dan menjadi alat untuk melayani Dia( Roma 12:1-2)  Latihan badan hanya berguna selama kita hidup di dunia ini. Kalau kita sudah meninggal dunia, maka badan itu tetap tinggal di dunia ini, kita tidak membawanya walaupun secantik dan sekaya apapun. Saya yakin korban gempa dan gelombang tsunami itu banyak yang terdiri dari orang-orang yang berpendidikan dan cantik rupawan, namun ketika mereka meninggal dunia, maka tubuhnya sudah menjadi bangkai dan tidak berguna lagi. Oleh sebab itu.maka sejak dini kita yang masih hidup memerlukan Juruselamat, dan satu-satunya Juru Selamat itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

      Yang sangat diperlukan justru latihan rohani, yang berguna  untuk masa yang akan datang. Rasul Paulus memang tidak mengatakan bahwa kita hanya memerlukan latihan badani, tetapi ia juga menekankan perlunya latihan rohani. Tubuh manusia yang sehat tanpa dibarengi kekudusan hidup maka sangat bahaya. Semakin sehat tubuh kita, maka semakin cenderung terpengaruh akan perbuatan jahat. Namun kalau orang yang sehat dan kuat dibarengi dengan hidup rohani yang bagus tentu sangat bermanfaat sekali, ia akan hidup sehat jasmani dan rohani.

      Hidup kudus juga tanpa dibarengi tubuih yang sehat juga tidak berguna, sebab akan menjadi batu sandungan bagi mereka yang belum percaya. Ketika Ayub yang hidupnya begitu kudus namun menderita, maka sorotan dari orang-orang yang belum percaya terhadap kehidupannya percaya menjadi negatif. Itu sebabnya kita  perlu menjaga keseimbangan.

      Di dalam dunia yang semakin bebas dan teknologi canggih, maka kehidupan mencapai kesempurnaan ini tidak gampang. Apalagi mereka yang hidup bebas di negara bebas. Kemarin saya menelpon seorang saudari, saya bertanya padanya saat ini tinggalnya dengan siapa? Dia menjawabnya agak ragu, lalau pelan ia mengatakan dengan pacarnya.  Jelek-jelek kita yang tinggal di Indonesia yang namanya orang Asia, nginap saja di rumah pacar sudah sangat sungkan sekali kalau tidak terpaksa, mudah-mudahan kondisi baik semacam ini masih dipelihara dan berlaku hingga saat ini, nah  apalagi sekarang yang  tinggal bersama sebelum menikah.


            3. Manusia  Masa Depan kita

            Kembali kalau kita perhatikan 1 Tim 4 :7-8 yang sangat diutamakan di sini adalah hidup beribadah. Tujuannya supaya membentuk watak kita dengan kebenaran. Watak dan tingkah laku kita yang saleh lebih berharga dari segala emas permata. Bahkan lebih penting dari piagam penghargaan dan segala sertifikat kita.

Sekali lagi rasul Paulus memakai gambaran atletik, rupanya disiplin itu sangat perlu membentuk kehidupan yang saleh. Atlet harus mengendalikan tubuhnya, taat pada peraturan, diet yang ketat, tidur yang cukup. Saya masih ingat seorang pemain bulu tangkis terkenal Indonesia pada masa lalu, namanya Liem Swe King. Waktu itu semua pemain sudah diatur sedemikian rupa supaya mempersiapkan diri bertanding, namun ia menghilang dari platnas dan pergi jalan-jalan sehingga tiba gilirannya bertanding ia terlambat akhirnya ia kalah WO.

 Kalau hari ini anda boleh melihat team olah raga begitu kuat di dalam sebuahj pertandingan, itu semua terjadi karena mereka semua sudah digembleng dengan susah payah. Semuanya itu tidak muncul dengan kebetulan dan instant.  Demikian juga kehidupan rohani seseorang yang percaya pada Tuhan, ibadah itu bukan hanya hari Minggu datang ke gereja kebaktian, lalu setelah selesai maka habis. Tetapi sesunguhnya ibadah itu  mencakup segala aspek kehidupan kita. Pada waktu kita studi di kampus, waktu bergaul dengan teman-teman, waktu kerja, waktu pacaran dan segala waktu di dalam kehidupan kita, harus tercermin unsur ibadahnya. Apa gunanya kita begitu khusuk di gereja beribadah, tetapi di  dalam kehidupan sehari-hari kita tidak karuan.

            Latihan rohani itu tidak mudah, kita  harus berjuang keras (1 Tim 4 :10a). Artinya kita perlu bekerja keras seperti seorang atlet yang memaksa diri latihan. Kalau hari ini kita mau menjdi orang Kristen unggulan maka kita harus melakukan ibadah dengan anugerah Allah untuk kemuliaan namaNya.

            Pelatihan diri ini tidak hanya berguna bagi diri kita secara pribadi, tetapi juga membawa dampak bagi orang lain. Kelanjutan dari 1 Timotius 4 :11-12 menuliskan bahwa orang yang terlatih dalam hal ibadah, maka ia kana menjadi teladan bagi yang lain, baik melalui perkataan,  tingkah laku,  Kasih, Roh Semangat sukacita , dalam iman dan kesucian. Rindukah kita kehidupan yang demikian?

No comments:

Post a Comment